Rabu, 19 Maret 2008

Lan Fang Mampir ke Jember

"Haaah, Lan Fang terlibat Pesta Pencuri ?!!"

Begitulah reaksi keterkejutanku, hari Sabtu malam Minggu, tanggal 15 Maret 2008 kemarin. Gimana ga surprise, sosok Lan Fang yang selama ini kukenal melalui cerpen-cerpennya yang kerap nongol di koran-koran nasional, atau novel-novelnya seperti : Pai Yin, Reinkarnasi, Kembang Gunung Purei, Laki - Laki Yang Salah, Lelakon, dan terutama Perempuan Kembang Jepun, juga kumpulan cerpennya 'Kota Tanpa Kelamin'. Dan baru beberapa minggu yang lalu kubaca di Jawa Pos, kalau Lan Fang mengajar anak-anak di Surabaya. Nggak dinyana malam minggu kemarin, aku bisa bertemu langsung bahkan duduk dengan jarak kurang dari satu mater dari panggung, tempat Lan Fang memerankan karakter di 'Pesta Pencuri' oleh teater Bengkel Muda Surabaya di Bundaran Bangka, Jember.
*
Lan Fang Dilahirkan di Banjarmasin pada tanggal 5 Maret 1970 dari pasangan Johnny Gautama dan (Alm.) Yang Mei Ing, sebagai anak sulung dari dua bersaudara. Adiknya bernama Janet Gautama. Pada tahun 1988, ia menyelesaikan SMA-nya di Banjarmasin lalu meneruskan dan menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Surabaya (UBAYA).Walaupun terlahir dalam keluarga keturunan Cina yang cukup konservatif dan lebih berkonsentrasi kepada dunia bisnis, Lang Fang sudah suka menulis dan membaca sejak usia sekolah dasar.Sebetulnya keinginan Lan Fang untuk menulis cerpen sudah mulai ada sejak SMP ketika bacaannya mulai beralih kepada majalah-majalah remaja seperti Anita Cemerlang dan Gadis. Tetapi karena dianggap "ganjil" dan "tidak tertangkap mata" oleh keluarga, tidak ada motivasi kuat untuk mempertajam talentanya. Keinginan menulis pun terlupakan begitu saja (Biodata Lan Fang, Gramedia).
*
Hingga teater berakhir aku masih nggumun (yach, kuakui aku memang nggumunan pada kehebatan macam begituan, hi3x). Lan Fang sang penulis novel Perempuan Kembang Jepun ternyata juga penggiat teater. Jujur, menurutku Lan Fang memang belum maksimal ketika berperan sebagai anak perempuannya Ayu Selintas. Lan Fang mengaku; "baru kali kedua dia ikut Bengkel Muda dan memang sedang dalam proses belajar berteater tentunya selain ia juga ingin ikut semua-semua (kegiatan)", begitulah pengakuan jujur Lan Fang yang menurutku cukup inspiratif.
Secara keseluruhan pentas 'Pesta Pencuri' Ok's banget lah. Terlebih alur cerita 'Pesta Pencuri' mantap banget. Pesta Pencuri dialih bahasakan oleh Asrul Sani (Pustaka Jaya, 1986), naskah aslinya adalah buah karya Jean Anouilh yang sejak era Perang Dunia II dikenal sebagai penulis film dan sutradara yang populer. Tapi, jangan salah sangka dulu, 'Pesta Pencuri' sudah diadaptasi, jadi substansi ceritanya lebih mengena, misalnya saja menyentuh kasus KUDATULI juga loh.
*
Oya biar afdol, berikut cuplikan karya Lan Fang di Novel Perempuan Kembang Jepun yang kaya aspek sejarah, sentimen perempuan, cinta dan pengorbanan:

Perempuan Kembang Jepun, hlm 76-77:
Memang sudah bukan rahasia lagi bahwa tentara Jepang sangat kasar kepada perempuan-perempuan Indonesia. Bahkan banyak perempuan Indonesia yang menjadi korban pelecehan tanpa pertanggungjawaban. Mereka menjadi tempat pelampiasan nafsu bahkan diperkosa. Sekarang, para orang tua tidak mengizinkan anak gadis mereka keluar rumah karena takut ditangkap dan dipaksa untuk melayani tentara Jepang.

Perempuan Kembang Jepun, hlm 93-94:
Perempuan Jepang sangat menghormati laki-laki Jepang. Kami tidak pernah berani menentang mereka. Kami menunduk dan membungkuk. Mata kami cuma memandang debu di ujung kaki. Kalaupun kami memandang para lelaki, kami akan memandangnya sembunyi-sembunyi melalui lengan kimono kami yang lebar.

Tidak ada komentar: