Surat untuk Munarman
Havel dan Kafka,Ini kali bukan kisah untuk kalian. Tapi, sepucuk salam untuk seseorang bernama Munarman.
Assalamualaikum,
Munarman, apa kabar? Saya dengar, polisi sudah mencari Anda.Mudah-mudahan sehat selalu. Jaga fisik senantiasa. Bukankah itu modalutama Anda belakangan ini?! Hal yang Anda sebut "perjuangan" mungkinmasih akan panjang.Nah, soal catatan kiprah Anda di ranah publik, agaknya belum cukuppanjang. Saya ingat bahwa Anda pernah menjadi Koordinator Komisi untukOrang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras). Anda menggantikan almarhumMunir, yang kemudian juga menjadi korban para durjana. Anda sendirimemasuki lingkungan LSM sejak 1995 saat menjadi relawan di LBHPalembang.Lepas dari lingkungan LSM hukum, belakangan Anda bergabung denganHizbut Tahrir Indonesia–sebuah organisasi massa yang relatif jauh daripraktik kekerasan. Tapi, Ahad lalu, saya lihat Anda memimpinsegerombolan orang yang dengan bersemangat menghajar sekelompok orang.Tak ada perlawanan sama sekali dari pihak yang diserang. Darahbercucuran dari kepala. Wajah yang bengap. Tulang hidung yang patah.Seorang perempuan menderita gegar otak. Ya, seorang perempuan–kaum yangmelahirkan kita.Munarman, saya masih ingat, Anda pernah menjadi Koordinator Kontras.Kini, Anda menjelma pelaku kekerasan. Sungguh kontras. Sungguh sayadibelit rasa penasaran, "guncangan besar" apa yang membikin Andabersalin watak?Tak lama setelah insiden Monas, Anda berujar, "Kenapa merekamengadakan aksi untuk mendukung organisasi kriminal? AKKBB jugamemasang iklan di koran untuk mendukung Ahmadiyah. Itu artinya merekamenantang kami lebih dulu. Jika tidak siap perang, jangan menantang."Bung, setahu saya, Anda adalah seorang sarjana hukum. Bahkan, pernahmemimpin Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Denganluncuran kata-kata itu, saya kira Anda telah menaruh hukum sebagaikeset, yang setiap saat Anda injak-injak, Anda rendahkan. Jika ada yangbersuara lain, itu Anda anggap sebagai ajakan berperang. Lalu, Anda punmenyerbu dengan pentungan dan tinju. Sejak kapan hukum mengenal moduspenyelesaian perkara seperti itu?Ah, soal penyelesaian perkara, saya jadi ingat satu hal. Pada 2007, Anda terjerat kasus hukum ecek-ecek. Mobil Anda diserempet taksi Blue Bird di kawasan Limo, Depok. Lalu,Anda menempuh cara ini: merampas kunci mobil, SIM pengemudi, dan STNKtaksi tersebut. Kabarnya, Kejaksaan Negeri Depok menyatakan kasus inisiap disidangkan. Tapi, saya tak pernah mendengar kelanjutannya.Di hari-hari ini, Anda agaknya sulit lolos. Aparat hukum sudahmengincar. Banyak kalangan juga mengharapkan Anda diadili. Harapanmereka: hukum ditegakkan sehingga republik ini masih layak huni,ditinggali secara beradab bin manusiawi.Akhir kata, sejak kemarin, beredar foto Anda sedang mencekikseseorang. Tapi, Anda berkilah justru sedang menghalau seorang anggotaLaskar Islam agar tak anarkis. Oke! oke!Lalu, Anda melanjutkan, akan menyeret sejumlah media yang memajangfoto itu ke polisi. TEMPO secara khusus Anda sebut. Yang mengagetkan,termuat di portal-portal berita hari ini, Anda menyeru agar GoenawanMohamad, jurnalis senior dan pendiri TEMPO, untuk bersujud dan meminta maaf pada Anda. Bersujud?Munarman, jangan terlalu lama mengistirahatkan akal sehat
Wassalam.
*Dicopy dari: IndoProgress
Jumat, 06 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar