Lebih
Kreatif Dengan Kemudahan Pendidikan Berbasis TI
Oleh: Ratih Indri
Hapsari, S.Sos
Teknologi
informasi yang merupakan produk kemajuan peradaban manusia, pada perkembangannya memiliki
kontribusi yang sangat besar dalam mendukung proses kreativitas manusia. Kreativitas
manusia modern tidak pernah terlepas dari Teknologi Informasi sebagai
penunjangnya. Misalnya di dalam dunia pendidikan, sangat penting pemanfaatan
teknologi dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk lebih memudahkan
dalam penyampaian materi agar pemahaman peserta didik bisa menjangkau sedekat
mungkin dengan fakta obyektif ilmu
pengetahuan.
Berikut
ini adalah sekilas mengenai cara pembelajaran di Indonesia, yang pertama
pembelajaran dengan metode konvensional, yaitu ceramah dan variasi diskusi
kelas. Yang kedua, metode pembelajaran secara modern dengan menggunakan alat
peraga maupun pemanfaatan teknologi informasi secara massif.
Mengapa
KBM Dengan Metode Konvensional?
Mata
pelajaran “Sosiologi” tingkat SMA. Di semester awal, terdapat pokok bahasan
mengenai “Masyarakat Multikultural dan Konflik Sosial”. Jika pilihan proses KBM
secara konvensional, maka pembelajaran yang dilakukan di kelas pada umumnya
yaitu: menganalisa konsep Multikulturalisme dan konsep Konflik Sosial. Kemudian bisa saja berdiskusi,
sebagai referensi awalan diskusi adalah situasi lingkungan yang diperoleh siswa
dari pengalaman sehari-hari siswa maupun
informasi yang didapatkan melalui media massa.
Sejauh
ini memang tidak adil rasanya jika KBM konvensional seperti contoh di atas diposisikan sebagai model pembelajaran yang
kuno yang sekarang juga harus dirubah. Terlebih melihat kenyataannya teknik pembelajaran
konvensional tersebut masih berlaku di sekolah-sekolah yang secara teknologi
belum memadai karena keterbatasan sarana dan prasarana. Misalnya, gedung
sekolahnya saja mau roboh, sekolah-sekolah di daerah yang memang belum
tersentuh oleh jaringan listrik. Atau, ada juga sekolah yang memiliki fasilitas
Teknologi Informasi modern, tapi fasilitas tersebut belum digunakan secara maksimal dalam KBM, hal
tersebut disebabkan antara lain faktor para pendidik yang belum akrab dengan
Teknologi Informasi. Memang sangat disayangkan.
Memutus Mata Rantai
Ketertinggalan
Menyadari
bahwa dunia begitu cepat mengalami perubahan disebabkan oleh arus globalisasi yang
sedemikian pesat. Maka pendidik memiliki kapasitas yang besar dalam pendampingan
menyambut era globalisasi tersebut. Atap sekolah mungkin bocor, gedung sekolah
mungkin hampir roboh, sebagian dari pendidik yang berusia lanjut mungkin tidak
akrab teknologi, dan mungkin saja sekarang masih banyak daerah yang terisolasi
dari terangnya jaringan listrik. Tetapi, bukanlah suatu kemustahilan bagi
anak-anak dan peserta didik yang gedungnya mau roboh tersebut sudah sedemikian
dekat dengan gadget modern dan internet.
Suatu daerahpun tidak akan gelap tanpa listrik untuk selama-lamanya. Pasti suatu
saat nanti, cepat atau lambat akan ada pembenahan menuju kesejahteraan, karena
perubahan adalah keniscayaan.
Adalah
tanggungjawab moral bagi pendidik yang memiliki kesiapan secara teknis dan
mental dalam kemajuan teknologi informasi diharapkan bisa pro aktif dan semakin antusias dalam pemanfaatan
Teknologi Informasi di dalam proses KBM. Tujuannya yaitu, pertama, materi yang disampaikan akan lebih variatif. Misalnya matapelajaran Sosiologi SMA dengan pokok
bahasan “Sosialisasi” dengan sub bahasan “keluarga”. Dari pengalaman proses KBM
di kelas, saya menampilkan cuplikan film yang berjudul “Just Married”( bisa
dilihat di: peraga 1). Siswa saya minta
untuk menganalisa fungsi manifest
(terlihat) lembaga keluarga dan fungsi latent
(tersembunyi) lembaga keluarga yang tersirat dari cuplikan film tersebut maupun
dari pengalaman sehari-hari siswa. Teknik KBM secara konvensional tentu tidak
akan mungkin menghadirkan abstraksi nyata sebuah keluarga di ruang kelas.
Kekurangan tersebut terjawab oleh kemajuan teknologi informasi. Berkat
seperangkat laptop dan proyektor guru bisa menghadirkan media peraga pendidikan
berupa “film”, dan hasilnya siswa sangat antusias dan tidak bosan.
Kedua, peran pendidik memiliki
kapasitas mengenalkan teknologi sebagai basis pengembangan ilmu pengetahuan.
Misalnya, menunjang rancang bangun arsitektur, botani planting, membuat rumusan
dasar teknologi pesawat, teknik mutakhir rekayasa multimedia, dll.
Ketiga, ketika membutuhkan tambahan
referensi sebagai penunjang proses KBM , maka berkat kemajuan teknologi
informasi dan internet, maka pendidik
bisa dengan leluasa browsing
referensi maupun gambar yang dibutuhkan, tentunya dengan catatan tidak boleh
lupa mengiformasikan kepada siswa alamat domain asal data tersebut didapat. Hal
ini penting untuk menanamkan sikap sportif bukan plagiatif (bisa dilihat di:
peraga 2).
Keempat, melalui pemanfaatan kemajuan
Teknologi informasi, pendidik dan
peserta didik bisa lebih intens berdiskusi
dalam konteks dunia akademis. Misalnya, melalui jejaring sosial facebook,
twitter, blogger, dll.
Kelima, pemanfaatan teknologi dalam
dunia pendidikan juga bisa mengurangi bahaya global warming secara efektif. Misalnya, membiasakan mengumpulkan tugas
makalah melalui email. Bisa
dibayangkan, jika tugas-tugas tidak lagi ditulis di kertas, berapa banyak pohon
yang terselamatkan. Selain itu kelebihan membiasakan mengerjakan tugas
menggunakan perangkat teknologi modern akan memberi jalan bagi peserta didik
untuk meng-upload dan menyebarluarkan karya ilmiahnya. Efeknya,
betapa ramainya iklim ilmiah, siswa perlahan juga tidak akan malu-malu untuk
ikut dalam berbagai perlombaan. Apalagi informasi mengenai lomba, beasiswa,
festival menulis sangat erat dengan sistem informasi internet, jadi dengan
demikian tidak ada lagi ketertinggalan informasi.
Keenam, manfaat secara budaya. Apabila
pendidik bersama-sama dengan konsisten menggunakan perangkat teknologi
informasi secara efektif dalam proses pembelajaran, maka secara perlahan akan
terkonstruk di dalam pikiran siswa bahwa pemanfaatan teknologi erat kaitannya
dengan proses kreatif yang produktif. Dengan demikian, penyalahgunaan teknologi
di kalangan pelajar akan berkurang. Karena di mindset peserta didik sudah
lebih tertata mengenai pemanfaatan kemajuan teknologi informasi secara cerdas
dan terarah.**
Tulisan ini disertakan dalam lomba penulisan artikel guru di Guraru: http://www.guraru.org/news/2012/05/09/499/lomba_penulisan_artikel_guraru_quotpemanfaatan_teknologi_untuk_ruang_kelas_yang_kreatif.html
Tulisan ini disertakan dalam lomba penulisan artikel guru di Guraru: http://www.guraru.org/news/2012/05/09/499/lomba_penulisan_artikel_guraru_quotpemanfaatan_teknologi_untuk_ruang_kelas_yang_kreatif.html
Tema
“Pemanfaatan Teknologi Untuk Pendidikan”